Di sudut jalan ini, estetika bangunan itu terlihat.
Bangunan kategori lama yang jarang menjadi pusat perhatian.
Di
sudut jalan ini, kali pertama aku bersamamu. Menunggu hasil kerja tukang tambal
ban yang sedang memperbaiki ban motormu.
Di
sudut jalan ini aku menghampirimu setelah kau memberi tahuku bahwa ban motormu
sedang dalam masalah dan kau memintaku datang.
Terik
matahari di sudut jalan ini begitu terasa, sebenarnya aku ingin berteduh di
tempat duduk yang masih tersisa satu itu, tepat berada di sampingmu.
Tetapi
tak ada satupun impuls yang ku terima untuk bergerak menuju tempat duduk yang
teduh itu. Aku hanya terdiam dan merasa terbakar karena terik matahari.
Dan,
gotcha! Kau mulai peka sehingga terucaplah sebuah kalimat dari mulutmu “Matang
kau di sini hahaha, berteduh lah!” pintamu dengan tawa khasmu. Tahukah kau
bahwa ini kali pertama ku lihat bebasnya tawamu? Tidak, karena memang kau tak
pernah ingin tahu semua tentangku.
Duduk
tepat berada di sampingmu hanya bisa membuatku terdiam, tak ada jarak diantara
kita karena memang tempat duduk ini tak cukup besar untuk ditempati oleh empat
orang, kita dan dua lainnya yang sama-sama sedang menunggu hasil kerja tukang
tambal ban.
Kita
saling membisu, ini sangat membosankan. Hey, bisakah kau memulai percakapan
diantara kita? Hanya kalimat itu yang sedang aku pikirkan. Tetapi aku sadar
bahwa kau takkan memulai percakapan itu dan mungkin takkan pernah.
Sekarang,
ku sedang berada di sudut jalan ini. Hey, bangunan-bangunan itu masih terlihat
menarik. Apakah kau tidak merindukan peristiwa di sudut jalan ini? :)
hayo cpo :D
BalasHapusItu hanya sebuah cerita :)
Hapus